Tuesday, July 28, 2015

Berbisnis dengan Cinta - 18 Juli 2015

Berbisnis dengan cinta. Namanya bu Supardi, itu ikut nama suaminya. Tapi di Pasar Petarukan -Pemalang, namanya ngetop dengan bu Bajul : sesuai "nickname" suaminya.

Kiosnya hanya sepetak kecil, yang diperjuangkannya dengan hidangan super sederhana : tahu campur. Ramuannya hanya tahu dipotong, lontong, potongan kecil kol dan sejumput tauge mentah. Tapi entah kenapa, sejak kenal menu "creme de la creme" ini 30 tahun lalu, sejak makan hanya bisa kalau dibayari orang tua, hingga bisa membayar untuk anak istri : saya merasa harus mampir dan mampir lagi.

Pak dan bu Bajul sudah berdagang menu sophisticated ini sejak 1970 an, jauh sebelum ibu saya menikah bahkan. Di tempat yang sama, dengan passion yang sama. Dan hafal walau kami datang paling setahun sekali.

Maka inilah berbisnis dengan cinta, dengan cobek dan ulekan yang sama. Tak ada gincu-gincu polesan, semua apa adanya. Tak ada yang dipamerkan, apalagi dengan selubung-selubung "kerendahan hati" yang sebenarnya untuk meninggikan mutu.

Maka, mungkin inilah resep yang membuat saya, dan mungkin ribuan pelanggan pak dan bu Bajul ber-rendevouz di kios kecil, sumuk dan begitu-begitu saja. Lagi dan lagi.

Maka, itulah mudik. Untuk diingatkan agar kepala harus lebih banyak menunduk.

Tidak sombong, tidak pongah. Apa adanya.

No comments:

Post a Comment