Tuesday, July 28, 2015

Kambing dan Hujan

Kambing dan Hujan. Selalu menyenangkan menemukan buku, apalagi ini roman, yang melemparkan pada ingatan masa kecil. Cukup dua hari, di sela pekerjaan, untuk mengganyang isi buku ini.

"Perbedaan" utara dan selatan, seperti memaksa saya mengingat kembali Masjid lor di Bondalem dan Masjid kidul -kami dulu menyebutnya- masjid PAYM (karena berada satu kompleks dengan Panti Asuhan, SD dan RS Roemani milik Muhammadiyah).

Saya kecil mengaji, belajar sembahyang di masjid lor. Keseharian sembahyang (maaf, istilah sholat baru dipakai setelah saya berada di bogor. Orang kampung saya -dulu- menyebut sholat dengan sembahyang) berjamaah, jujur saja bukan karena mengejar pahala berlipat, tapi karena seru saja sembahyang ramai-ramai dan boleh berteriak "Amiiiiiiiiin" sekencangnya tanpa takut ketahuan. Betapa tak asyik sembahyang sendiri, karena tak bisa ber-amin ramai ramai. Sembahyang bersarung pun bukan karena ingin disebut islami, jaman itu memakai celana panjang adalah kemewahan. Celana yang kami pakai adalah celana pendek untuk "dolan" bahkan kadang sekolah. Sarung kami simpan di dalam bedug.

Masjid lor mengajarkan kami membaca qunut saat sembahyang subuh, masjid kidul tidak. Kami, anak-anak kecil, yang menganggap masjid lebih sebagai tempat hang out tak mempermasalahkan itu, malah kadang kami menukar "berqunut" sebagai ekspresi kenakalan. Di masjid lor, ketika orang-orang tua di barisan shaf depan sedang membaca qunut, kami langsung sujud. Sebaliknya bila di masjid kidul, kami nekat berdiri membaca qunut saat yang lain sudah sujud.

Semoga sembahyang kami masa kecil masih tetap masuk hitungan amal baik oleh malaikat Rakib dan tidak keliru masuk catatan malaikat Atid. Fatal kalau keliru, soalnya masa kecil itu tak mungkin di-re run.
Novel ini, membongkar kenangan itu. Kenangan pada masjid Lor dan Masjid Kidul. Saat itu bensin murah, presidennya suka senyum di TVRI menggunting pita.

Jaman itu pakaian, postingan di fesbuk dan grup watsap belum menjadi tolok ukur kadar keislaman. Jaman yang berbeda dengan sekarang.

No comments:

Post a Comment