Wednesday, February 11, 2015

ROCK BOTTOM REMAINDERS - 11 Februari 2015

Masih ingat sekumpulan artis sinetron yang didapuk menjadi penyanyi oleh Melly Goeslaw, bernama BBB. Bukan Bintang Biasa. Mungkin, satu-satunya kompetitor BBB adalah Rock Bottom Remainders. Selanjutnya saya ketik saja RBR, ribet soalnya.

Tapi RBR ini jauh lebih parah dari BBB. Kalau BBB lewat album pertama mereka, Mindsoul, sempat menjulangkan lagu Let's Dance Together, maka RBR tidak. Bila penggawang BBB adalah bintang sinetron yang enak dipandang mata, RBR dipunggawai para penulis -yang walau ngetop- nggak ada tampang seleb. Mulai dari Mark Groening si kreator Bart Simpson, Stephen King novelis spesialis kisah horor, hingga Dave Barry pemenang Pulitzer.

Saking parahnya, RBR ini disindir habis oleh Kirk Hammet (Mettalica). Bahkan Mark Groening, personilnya sendiri, bilang,"oramg-orang melempar celana dalam saat kami pentas". Hingga mereka dinobatkan sebagai pencetus aliran "hard-listening music" alias musik yang sulit dipahami.
Rock Bottom Remainders

Maka, belajar dari RBR : banyak dari kita memiliki keinginan menjadi hebat di semua bidang. Bisa meraih karir yang sukses dan memiliki bisnis sendiri yang moncer. Hingga ada motivator yang menyebut dirinya Manusia Semua Kuadran, semata untuk disebut hebat.

Namun, dalam banyak kasus, gairah untuk menguasai banyak hal itu menumbulkan konsekuensi pelakunya kecapekan sendiri, kehilangan fokus dan hidupnya tak bahagia karena selalu kehabisan waktu untuk orang tercita. Akhirnya mengeluh.

Maka seperti para personil RBR, lebih baik kita menjadi hebat di satu bidang. Bilapun menjalani hal lain, lebih untuk senang-senang. Jelas, ini lebih baik dibanding pengen dilihat hebat, tapi sebenarnya tak ada apa-apanya.

Yang ujung-ujungnya cuma mentok di ngomentarin kancing jas.

---Terinspirasi dari Buku 50 Kisah Inspirasi yang Meneguhkan Hidup, Hal : 20-21

No comments:

Post a Comment