Tuesday, May 12, 2015

Hujan - 10 Februari 2015

Bosan juga menonton berita di TV, seolah banjir kali ini baru pertama kali terjadi. Semua orang berbicara, berpendapat, tapi minim aksi. Banjir lagi-lagi terjadi. Besok bila hujan sudah mulai reda, sampah mulai lagi dibuang ke kali dan sungai diurug untuk rumah dan tempat menginjakkan kaki. Bosan juga menonton berita TV, seolah isu mobnas adalah berita penting yang baru pertama kali terjadi, dalilnya rasa nasionalisme yang terusik. Besar sekali kabar itu mengalahkan berita BBM, KPK dan Polri. Tapi bukankah negara jiran sudah lama "menyimpan" 1400 cabang bank-nya di negeri kita-menghimpun dan memutar uang kita dalam pundi-pundi mereka. Kita menelpon memakai BTS dan pulsa yang dijual oleh Singapura : mana itu nasionalisme.
Maka para koruptor, segeralah melakukan korupsi, saat media lengah dan terbuai dengan isu yang gonta-ganti ini.
Tapi, tak bisa bosan aku mengamati Hujan. Rintikannya dari teritis atas teras, secara istiqomah menitik akhirnya melubangi batu besar di bawahnya. Bukankah itu sebenarnya yang kita tak punya, konsisten melakukan sesuatu (yang baik) tanpa terombang-ambing isu dan berita?
Pagi ini, dalam dingin, aku belajar dari hujan.

No comments:

Post a Comment