Selamat hari Senin untuk anda yang merayakannya di jalan tol, jalan biasa maupun di jalan-jalan tikus.
Ini kota makin sesak. Luasnya "hanya" 661 km2 lebih sedikit, siang
hari dijejali lebih dari 13 juta hidung yang mencari napas, dengan
menyeruakkan kurang lebih 26 juta motor serta 5 juta mobil untuk sekedar
lewat atau ikut meramaikan parade rutin setiap hari bernama kemacetan.
Hingga bahkan untuk bernafas sehat pun kita harus berusaha keras.
Kota ini adalah sebuah
"akuarium" lengkap tempat hidup berbagai tipologi manusia. Dari yang
beragama, merasa paling beragama hingga tak merasa tak beragama. Semua
komplit bernyawa.
Pantaslah bila hidup makin sulit, walau setengah jumlah orang kaya
Indonesia ada di kota ini. Bila pendapatan per kepala rata-rata per
tahun adalah Rp 120 juta atau per bulannya sepuluh juta rupiah saja;
maka sebenarnya statistik telah "membohongi kita". Ya, karena
sebenarnya rata-rata itu tidak rata; sebagian berpendapatan lebih
sedikit dari sejuta rupiah sebulannya, namun di sudut yang lain sebagian
kecil mampu mencicil mobil mercy dengan gajinya.
Beban kota ini
berat. Beban kota ini makin berat, karena, akhir-akhir ini, merasa
harus menyekolahkan kembali wakil rakyatnya, yang tak bisa membedakan
antara penyimpan daya dengan pembangkit daya.
Jakarta, selamat hari Senin untuk anda semua yang berdesakan menikmatinya
No comments:
Post a Comment