Wednesday, August 20, 2014

LELAKI BERJAS DENGAN FERRARI MERAH

LELAKI BERJAS DENGAN FERRARI MERAH. Dia berjalan gontai di siang yang terik, berpayung jajaran gedung tinggi di jalanan Wall Street. Bisnisnya bangkrut, dan secara ekonomis hidupnya sekarat. Dia tak punya harapan.

Seorang lelaki, dengan jas perlente turun dari Ferrari merah. Wangi, tepat di depannya. Dengan segala syak, dia bertanya,"Apa yang kau kerjakan, hingga bisa berjas rapi dan bermobil keren seperti ini. Bolehlah kau ajarkan caranya padaku". Lelaki perlente itu hanya menjawab singkat sambil berlalu," Saya seorang Pialang Saham, dan kau pasti bisa".

Dia terngiang dan mencari tahu. Dia membuka diri dan belajar.

Dengan modal tekad , semangat dan satu stel pantalon menempel di badan, dia mencari tahu, menelisik, beraksi dan berjuang. Dia tidur di toilet stasion saat magang, karena terusir dari apartemen yang tak mampu dibayarnya : bersama anak lelaki satu-satunya. Ucapan pria berjas dengan mobil ferarri mengubah hidupnya menjadi penuh obsesi. Obsesi untuk sukses dan mengubah hidup.

Alih-alih menyerah karena berbagai halangan, dia justru gagah bernasehat pada anaknya," Kalau kau punya mimpi, jaga mimpimu. Jangan biarkan orang lain mencuri mimpi besarmu. Kamu harus menjaga dan berjuang menggapai mimpimu, sekuat tenaga". Dia lelaki tangguh dengan mimpi besar.

Kini dia, Chris Gardner, memiliki Firma Pialang Sahamnya sendiri. Dia berbicara di berbagai belahan dunia, berbagi semangat dan motivasi. Hidupnya berubah, kini dia - yang dulu miskin, susah dan terusir - menjadi pria berjas dan bermobil Ferrari.

Dalam kehidupan, penting untuk kita menemukan "Pria Berjas dengan Mobil Ferrari". Hanya saja, kita sering menutup diri, sombong tidak jelas dan tinggi hati pada kenyataan. Merasa paling hebat dengan apa yang telah kita raih. Kita tak mau -walau sekedar- bertanya, apalagi belajar dan bersusah-susah mengikuti "proses baru" menuju sukses.

Pria berjas dengan mobil Ferrari, ada di pertemuan-pertemuan selaturahmi : seminar, halal-bihalal atau kendurian. Hanya dibutuhkan sedikit kerendahan hati (untuk bertanya) dan akal sehat (untuk belajar serta mencerna) agar bisa menjadi seperti mereka.

Benar adanya kata orang tua kita : Silaturahmi itu memperpanjang rezeki. Chris Gardner, yang tak saya kenal, di buku (dan filmnya) "On Pursuit of Happyness" sudah sudi berbagi, bahwa : Hidup itu Harus Diperjuangkan.

Photo: LELAKI BERJAS DENGAN FERRARI MERAH.  Dia berjalan gontai di siang yang terik, berpayung jajaran gedung tinggi di jalanan Wall Street.  Bisnisnya bangkrut, dan secara ekonomis hidupnya sekarat.  Dia tak punya harapan.

Seorang lelaki,  dengan jas perlente turun dari Ferrari merah.  Wangi,   tepat di depannya.  Dengan segala syak, dia bertanya,"Apa yang kau kerjakan, hingga bisa berjas rapi dan bermobil keren seperti ini.  Bolehlah kau ajarkan caranya padaku".  Lelaki perlente itu hanya menjawab singkat sambil berlalu," Saya seorang Pialang Saham, dan kau pasti bisa".

Dia terngiang dan mencari tahu.  Dia membuka diri dan belajar.  

Dengan modal tekad , semangat dan satu stel pantalon menempel di badan, dia mencari tahu, menelisik, beraksi dan berjuang.  Dia tidur di toilet stasion saat magang, karena terusir dari apartemen yang tak mampu dibayarnya : bersama anak lelaki satu-satunya.  Ucapan pria berjas dengan mobil ferarri mengubah hidupnya menjadi penuh obsesi.  Obsesi untuk sukses dan mengubah hidup. 

Alih-alih menyerah karena berbagai halangan, dia justru gagah bernasehat pada anaknya," Kalau kau punya mimpi, jaga mimpimu.  Jangan biarkan orang lain mencuri mimpi besarmu.  Kamu harus menjaga dan berjuang menggapai mimpimu, sekuat tenaga".  Dia lelaki tangguh dengan mimpi besar.

Kini dia, Chris Gardner,  memiliki Firma Pialang Sahamnya sendiri.  Dia berbicara di berbagai belahan dunia, berbagi semangat dan motivasi.  Hidupnya berubah, kini dia - yang dulu miskin, susah dan terusir - menjadi pria berjas dan bermobil Ferrari.

Dalam kehidupan, penting untuk kita menemukan "Pria Berjas dengan Mobil Ferrari". Hanya saja, kita sering menutup diri, sombong tidak jelas dan tinggi hati pada kenyataan. Merasa paling hebat dengan apa yang telah kita raih.   Kita tak mau -walau sekedar- bertanya, apalagi belajar dan bersusah-susah mengikuti "proses baru" menuju sukses.

Pria berjas dengan mobil Ferrari, ada di pertemuan-pertemuan selaturahmi : seminar, halal-bihalal atau kendurian.  Hanya dibutuhkan sedikit kerendahan hati (untuk bertanya) dan akal sehat (untuk belajar serta mencerna) agar bisa menjadi seperti mereka.

Benar adanya kata orang tua kita : Silaturahmi itu memperpanjang rezeki.  Chris Gardner, yang tak saya kenal, di buku (dan filmnya) "On Pursuit of Happyness" sudah sudi berbagi, bahwa : Hidup itu Harus Diperjuangkan.

No comments:

Post a Comment