Wednesday, August 20, 2014

NGOPI DARURAT PERANG

NGOPI DARURAT PERANG. Bagi tukang sruput kopi selayaknya saya, beginilah hakekat mengopi yang sesungguhnya, tanpa sachet, tanpa kemasan. Hanya aroma, asam dan pekat kopi di mulut belaka.

Raup segenggam biji kopi kering, kasusnya saya malam ini kopi single origin bengkulu, sangrai alias goreng minyak blas. Sedikit mentega konon bikin gurih, tapi rada bikin kopinya berminyak. Bila warnanya sudah agak gelap, seperti kulit saya, angkat dan tumbuk. Bayangkan orang yang anda benci, seolah tumbuk mukanya sepenuh hati, dan tuang tumbukan ke kertas saring. Dalam kondidi darurot, pakai kaos butut -asal bersih - pun jadi sebagai penyaringnya.

Siram dengan air yang sudah dijerang, mendidih tapi didiamkan 10 menit. Voila... Jadilah secangkir "americano van darurato". Layak disruput malam minggu, sambil mengudap sepiring jadah -tanpa haram- bakar.

Sekali lagi, Bahagia itu Sederhana.

Photo: NGOPI DARURAT PERANG.  Bagi tukang sruput kopi selayaknya saya, beginilah hakekat mengopi yang sesungguhnya, tanpa sachet, tanpa kemasan.  Hanya aroma, asam dan pekat kopi di mulut belaka.

Raup segenggam biji kopi kering, kasusnya saya malam ini kopi single origin bengkulu, sangrai alias goreng zonder minyak blas.  Sedikit mentega konon bikin gurih, tapi rada bikin kopinya berminyak.  Bila warnanya sudah agak gelap, seperti kulit saya, angkat dan tumbuk.  Bayangkan orang yang anda benci, seolah tumbuk mukanya sepenuh hati, dan tuang tumbukan ke kertas saring.  Dalam kondidi darurot, pakai kaos butut -asal bersih -  pun jadi sebagai penyaringnya.

Siram dengan air yang sudah dijerang, mendidih tapi didiamkan 10 menit.  Voila... Jadilah secangkir "americano van darurato".  Layak disruput malam minggu, sambil mengudap sepiring jadah -tanpa haram- bakar.  

Sekali lagi, Bahagia itu Sederhana.

No comments:

Post a Comment