Monday, December 8, 2014

Dari Pinggir Rel Melawan Jaman, 7 November 2014

DARI PINGGIR REL MELAWAN JAMAN. Dengan yakin resepsionis hotel tempat saya menginap bilang," Bapak naik taxi saja, semua sopir taxi di Malang tahu dimana bakso President". Jawaban ini melegakan, dan makin memperdalam rasa penasaran saya.

Berada tepat di pinggir rel, dan kalau beruntung pas jadwal kereta lewat, saya kira ada sensasi luar biasa makan bakso -enak- dengan getaran hebat di meja tempat kita makan.

Bakso President, konon berawal dari usaha bakso gerobakan Abah Sugito, tepatnya di tahun 1977. Lima, enam tahun dia berjuang, hingga mampu membuka rombong kecil di belakang bioskop President, Malang. Mudah? pasti tidak.

Bioskop itu kini sudah tiada, dilibas jaman.

Tapi bakso President terus bergerak melawan jaman. Di Tahun 1990 an dia banyak melakukan inovasi, tiada henti. Mendaftarkan mereknya, memperkaya varian bakso, hingga berusaha membuat sistem franchise. Dari pinggir rel, dia terus melawan jaman. Melawan naik turunnya berbagai rezim, melawan harga BBM yang terus naik, melawan -apa yang para kritikus super pandai itu bilang- kebijakan anti rakyat.

Maka lihatlah kita, BBM belum naik kita sudah buru-buru mengeluh. Sebaiknya kita semua buru-buru ke bakso President, mengunyah bakso dan belajar baik-baik cara mengalahkan jaman.
Tanpa keluhan, tanpa heroiknya teriakan-teriakan : di jejaring sosial. Kerja, kerja, kerja.

No comments:

Post a Comment