Teman-temannya ikut membantu bongkar sana, bongkar sini, tetapi tidak juga berhasil menemukannya. Ketika tiba waktu makan siang, tukang kayu itu meninggalkan tempat kerjanya dengan perasaan kecewa dan kesal : mengapa jam kesayangannya hilang ?
Setelah itu, seorang anak yang ternyata memperhatikan tukang kayu saat
mencari arlojinya yang hilang, mendekat. Tak lama kemudian, anak tadi
berhasil menemukan arloji tersebut. Si tukang kayu heran dan bertanya,
apa yang dilakukan anak itu sehingga cepat menemukan jam tangannya ?
Anak tersebut menjawab:" Aku hanya mendekat dan duduk di lantai. Aku
pejamkan mata, mendengarkan keheningan, lalu terdengar detak jarum
arloji itu. Akhirnya aku menemukan arloji itu". (Bab: Kisah Arloji
yang Hilang, Hal : 272-273, Buku : Path of Life-Komaruddin Hidayat,
2014)
---------------------------------
Maka bila arloji adalah keputusan, keinginan, mimpi atau cita-cita yang harus ditemukan, dia menjadi tujuan kita "berjalan", arah proses pencarian. Dan untuk menemukan keputusan, mengambil arah, menemukan arah benar cita-cita : diperlukan keheningan hati, pikiran dan sikap.
Gaduh, bimbang galau, kebanyakan ngomong dan curhat itu menganggu proses penemuan mimpimu.
---------------------------------
Maka bila arloji adalah keputusan, keinginan, mimpi atau cita-cita yang harus ditemukan, dia menjadi tujuan kita "berjalan", arah proses pencarian. Dan untuk menemukan keputusan, mengambil arah, menemukan arah benar cita-cita : diperlukan keheningan hati, pikiran dan sikap.
Gaduh, bimbang galau, kebanyakan ngomong dan curhat itu menganggu proses penemuan mimpimu.
No comments:
Post a Comment