Tuesday, June 17, 2014

Berguna, dengan Caraku - 9 Desember 2013

"Basri, kenapa isi statusmu di facebook soal jualan saja, isi dong dengan materi da'wah," sergah seorang teman aktivis da'wah.

Maka saya bilang, ibaratkan aku dan kau adalah dua lembar uang kertas, aku Rp 1.000,- dan kau Rp 100.000,-. Ketika sama sama keluar dari Bank Indonesia lembaran kita sama sama licin. Lalu aku beredar ke pasar bogor, dipakai seorang istri buruh membayar tempe : yang tempe itu disantap anak yang butuh gizi baik ditengah himpitan pendapatan ayahnya yang tipis. Kemudian sang pedagang tempe, meletakankku di kotak pembayaran WC umum di seberang pasar, karena untuk sehat dia harus ber "hajad". Penjaga toilet yang bersyukur, mengambil aku dan mengangsurkannya pada keropak infaq mesjid saat sholat jumat tiba. Dan kau, lembaran Rp 100.000,-, mungkin tak sempat singgah ke kotak sumbangan mesjid karena yang memilikimu pasti sayang padamu. Buktinya, aku lebih banyak bertemu kaumku Rp 1000,- di keropak ini.

Kita memiliki jalan sendiri untuk berda'wah. Aku ingin menjadi uang seribu yang walau lecek beredar di banyak dompet "orang kecil" membuka kemungkinan dia menikmati tempe, buang hajad dengan lancar dan menyumbang di masjid. Tanpa harus ingin menjadi engkau, Rp 100.000,-.

Biarkan aku kumal, ucapanku tak wangi, tapi tetap berguna. Dengan caraku.

No comments:

Post a Comment