Wednesday, June 25, 2014

Hikayat Sengak - 21 Juni 2014

Kami, teman-temannya di SD, memanggilnya Sengak. Sengak itu semacam bau tak sedap akibat jarang mandi. Orang tuanyapun memanggilnya Sengak, padahal nama aslinya Ngadimin. Nasib Sengak, teman saya ini, sementara ini berhenti di depan parkiran BCA Bangkong Semarang-usaha tambal ban. 

Hari ini, di perpisahan anakku, tak ada kudengar nama mirip Sengak atau Ngadimin. Tadi, aku serasa berada di Turki, dengan nama anak-anak yang modern berbau Eropa dan Timur Tengah. 

Maka benarlah kata orang-orang tua : bahwa nama itu doa. Mendengar nama anakku dan teman-temannya, saya berdoa semoga hidup mereka tak berhenti seperti Sengak teman saya dulu...

No comments:

Post a Comment